Pengelola Desa Wisata Amping Parak melakukan penangkaran bibit mangrove jenis rizophora. Bibit mangrove yang sudah berhasil di tangkar di rumah pembibitan mangrove Amping Parak sudah mencapai 150.000 batang.
Kepala Pembibitan mangrove Desa Wisata Amping Parak Sepriadi kepada media ini menyebutkan, aktivitas penangkaran bibit mangrove di Desa Wisata Amping Parak sudah berlangsung semnjak tahun 2017 yang lalu. “Bibit mangrove yang di tangkar adalah jenis rizophora. Semenjak tahun 2017 hingga 2020, bibit mangrove yang sudah di pasarkan sekitar 90.000 batang ,” ungkap Sepriadi Selasa (19/4) di Amping Parak.
Pangsa pasar bibit mangrove saat ini terbuka lebar. Hal itu disebabkan kegaiatan rehabilitasi kawasan pasang surut oleh pemerintah. Tahun 2020 menurut Sepriadi, pihaknya telah mensuplai bibit mangrove ke kecamatan tetangga, misalnya Batang Kapas, sisanya di distribusikan ke kampong yang ada di Amping Parak dan kebutuhan pengelola Desa Wisata setempat.
Sepriadi menjelaskan, harga bibit mangrove berkisar antara Rp2.500 hingga Rp3.500. “Harga bibit mangrove tergantung jumlah daun dan ukurannya. Makin banyak jumlah daunnya maka harga akan semakin tinggi,” kata Sepriadi.
Saat tahun 2022 ini menurutnya, jumlah bibit mangrove yang ada di nursery atau rumah pembibitan mangrove Desa Wisata Amping Parak sekitar 70.000 batang. Bibit ini rencana akan di beli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk kegiatan rehabilitasi kawasan pasang surut di Pesisir Selatan. (Admin)